Bukit Mentigen adalah salah satu dari sekian banyak tempat wisata di sekitar Gunung Bromo, gunung aktif yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, di Jawa Timur.

Sebagian besar wisatawan mengunjungi Gunung Bromo adalah untuk menyaksikan keindahan matahari terbit. Ada beberapa spot terbaik yang dapat dikunjungi untuk menikmati sunrise, antara lain Penanjakan 1, Bukit Cinta, Bukit Kingkong, atau Bukit Perahu Bromo. Nah…selain itu masih ada 1 tempat lagi yang masih jarang diketahui orang…yaitu Bukit Mentigen.
Di Bukit ini, selain menjadi alternatif untuk melihat sunrise dan sunset, juga merupakan lokasi terbaik untuk mendirikan tenda dan kemping. Letaknya tidak jauh dari Artotel Cabin, hotel yang terlihat asri dan nyaman, dan masih relatif baru.
Biasanya kalau ke Gunung Bromo, menginap di hotel2 di sekitarnya, maka kali ini kami mencoba hal yang baru…kemping di Bukit Mentigen.

Pagi hari sekitar jam 9 kami sudah sampai di lokasi kemping. Letaknya dari pos ijin belok ke kiri, melewati hotel lava view, depan gedung Badan Observasi Vulkanik naik sedikit ke bukit. Di sana ada area kemping, kemungkinan bisa menampung 5-6 tenda. Setelah mendirikan tenda, kami berencana menikmati keindahan alam Gunung Bromo.
Bukit Teletubbies
Tujuan kami yang pertama adalah ke Bukit Teletubbies. Dari tempat kemping, kami berjalan lebih naik lagi, lalu ada turunan di sebelah kanan menuju hamparan lautan pasir.

Kemudian berjalan menyusuri lautan pasir berbisik, yang berjarak sekitar 6 km ke Bukit Teletubbies. Perjalanan yang cukup melelahkan, tapi kami lalui sambil bersenda gurau dan poto2, sehingga tidak terasa sudah sampai di tujuan.

Bukit ini sebenarnya bisa ditempuh dengan menyewa jip, atau dengan sepeda motor. Setelah puas menikmati keindahan bukit, kami berjalan kembali ke tenda.
Sampai tenda sudah sore, dan matahari hampir terbenam. Sunset hari itu kurang sempurna, karena tertutup awan. Malam itu ditenda kami habiskan dengan ‘barbeque’ an sambil ngobrol ngalor ngidul.

Kemudian lanjut tidur untuk beristirahat, karena besok pagi kami berencana menikmati sunrise, dan ekplore tempat lainnya. Suhu udara malam itu berkisar 11-12 derajat celcius.

Sunrise Bukit Mentigen
Sekitar jam 4 pagi, banyak orang mulai berdatangan ke tempat kemping kami. Sebenarnya tempatnya ini cukup tersembunyi, dan bukan spot utama untuk berburu sunrise, karena ada spot khusus di Bukit ini untuk berburu sunrise bagi para wisatawan.

Tapi malang tak bisa ditolak untung tak bisa diraih, semakin lama semakin banyak orang berdatangan. Ramai sekali kayak pasar tumpah.

Sekitar jam 7.30 baru mulai sepi kembali, dan kami bisa masak untuk sarapan, dan menikmati kembali keheningan alam.

Gunung Batok
Selesai sarapan…kami berencana untuk mendaki ke Gunung Batok, yang terlihat sangat jelas dari tempat kemping kami. Kalau kemarin kami ke arah naik, kali ini turun melewati Hotel Lava View, terus menuruni jalan beraspal ke arah lautan pasir.
Kami kembali berjalan menyusuri lautan pasir, tapi kali ini ke arah Gunung Batok, yang bersebelahan dengan Kawah Gunung Bromo. Terus berjalan melewati Pura Luhur Poten. Sesekali sambil poto2.

Pendakian ke Gunung Batok memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk naik, dan sekitar 1 jam untuk turun. Waktu turun tidak semudah naiknya, karena terjalnya pendakian ke Gunung Batok. Puncak Gunung Batok berupa dataran luas, tanah berpasir, yang sebagian ditumbuhi rerumputan. Pendakian lebih detail bisa dibaca di Pemandangan Bromo Dari Gunung Batok.

Kawah Gunung Bromo
Turun dari Gunung Batok sekitar jam 12 siang, perut sudah lapar, kami pun makan siang di warung yang banyak berjejer di kaki Gunung Batok. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Kawah Gunung Bromo. Menaiki tangga beton, yang menurut hitungan saya ada 244 anak tangga. Tidak terlalu ramai pengunjung saat kami tiba di bibir kawah. Mungkin karena panas, jadi para wisatawan datang pagi hari dan sudah turun kembali.

Dari dalam kawah yang berdiameter mencapai 800 meter dari selatan ke utara, dan 600 meter diukur dari barat ke timur, mengepul asap putih berbau belerang. Menandakan bahwa Gunung Bromo ini masih aktif. Pengalaman yang cukup langka bisa melihat kawah aktif gunung berapi dari jarak dekat seperti ini.

Gumuk Pasir
Turun dari bibir kawah, kami tidak melalui tangga beton lagi, tapi turun melalui gumuk pasir yang berada di sisi kiri tangga. Terlihat jalan setapak yang cukup keras untuk pijakan turun.
Untuk yang ingin mencoba sensasi lain, dan mendapatkan poto2 yang unik dan menarik, bisa turun melalui gumuk pasir ini. Perjalanan ke Kawah Gunung Bromo ini bisa dibaca di Pesona Kawah Gunung Bromo.

Setelah puas poto2 di gumuk pasir, kami segera kembali ke tenda. Karena hari sudah semakin sore, sementara kami belum bongkar tenda.
Sesampai di tenda, kami pun bersih2 diri, membongkar tenda, dan berkemas. Sekitar jam 3 sore kami meninggalkan Bukit Mentigen, dan kembali ke Surabaya.

Sekian dulu adepencer kami kali ini, sampai jumpa di cerita lainnya. Salam anak gunung 😊🙌🏽
Sudah tayang di channel youtube kami : Youtube.com/@tentang_alam
Explorer Bromo Part 1 : Bukit Mentigen dan Teletubbies
Explorer Bromo Part 2 : Mt. Batok – Bromo Crater