Gunung Welirang merupakan gunung berapi aktif yang memiliki ketinggian 3.156 mdpl. Gunung ini terletak di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Sesuai namanya Welirang dalam bahasa Jawa berarti belerang. Karena di gunung ini terdapat aktivitas penambangan belerang di area dekat puncak.
Puncak Welirang
Ada beberapa jalur pendakian untuk mencapai Puncak Gunung Welirang, antara lain pendakian via Tretes, via Cangar, via Lawang, via Pacet, dan via Purwosari. Dan yang paling umum dilewati adalah pendakian via Tretes. Karena jalurnya relatif sangat jelas dan lebih dekat. Jalur yang sangat terkenal dengan tanjakan berbatuan yang seakan tidak ada habisnya. Sehingga para pendaki menjulukinya dengan nama Tanjakan Asu. Asu dalam bahasa Jawa berarti Anjing. Biasanya dipakai untuk memaki-maki. Saya rasa ini karena kekesalan para pendaki dengan tanjakan yang sangat melelahkan…hahaha. Tapi justru inilah yang membuat pendakian selalu dikenang.
Setelah sempat ditutup karena pandemi Covid-19, pada awal Juni kemarin saya berkesempatan untuk mendaki Gunung Welirang via Tretes. Berangkat dari Surabaya malam hari, kami tiba di Pos I Tretes sekitar jam 10 malam. Pendaftaran pendakian hanya bisa dilakukan secara online di https://sipenerang.tahuraradensoerjo.or.id. Kita bisa parkir kendaraan di pos 1.
Setelah persiapan pendakian selesai, kami memulai pendakian tepat jam 12 malam. Dengan diterangi senter kepala (headlamp), kami mulai menyusuri jalur pendakian menuju Pos II – Pet Bocor. Jarak dari Pos 1 ke Pos 2 ini sekitar 2 km, ditempuh dalam waktu sekitar jam. Pos ini adalah pos lapor. Kelengkapan berkas2 pendakian diperiksa di sini, pencocokan antara Surat Pendaftaran dan KTP, dan pembayaran tiket masuk Tahura.
Setelah selesai…kami melanjutkan perjalanan ke Pos 3 – Kopkopan. Jarak Pos 2 ke Pos 3 sekitar 3 km, ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam. Setelah beristirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 4 – Pondokan. Jalur ini lah ketahanan fisik kita mulai dicobai. Jalan berbatu yang sangat panjang dan terus menanjak. Tanjakan Asu, ya Tanjakan Asu atau Tanjakan Naga berada di jalur Pos 3 menuju Pos 4. Sangat melelahkan apalagi kita harus terus jalan sambil menunduk, memastikan batu yang kita injak tidak bergerak, supaya tidak terpeleset dan tergelincir. Jarak Pos 3 ke Pos 4 ini sekitar 5 km, ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam.
Pos Pondokan merupakan area terbuka di mana banyak dibangun gubuk2 oleh para penambang belerang. di pos ini juga para pendaki bisa mendirikan tenda sebelum melanjutkan pendakian ke Puncak Welirang. Di sini ada satu warung yang menjual makanan, kopi, dan teh.
Kami hanya beristirahat sebentar di Pos Pondokan. Kemudian melanjutkan pendakian menuju puncak. Setelah melanjutkan perjalanan beberapa saat, sinar matahari pagi mulai menerobos pepohonan. Membuat bias sinar kuning keemasan yang sangat indah.
Setelah puas menikmati matahari terbit, kami melanjutkan pendakian. Tak lama kemudian kami tiba di Taman Dewa. Dinamakan demikian karena memang tempat ini sangat indah, layaknya taman, banyak pepohonan dengan warna daun yang unik dan bunga yang cantik. Sebenarnya ini untuk yang ketiga kalinya saya mendaki ke Gunung Welirang, dan taman ini yang selalu membuat rindu untuk kembali, selain puncak gunungnya yang unik.
Menurut saya, pendakian tersulit dan menyiksa menuju puncak adalah mulai pos 1 sampai Pos Pondokan. Sedangkan mulai Pondokan menuju puncak relatif lebih mudah dan menyenangkan. Karena sejauh mata memandang…kita benar2 dimanjakan oleh keindahan alam khas pegunungan.
Perjalanan dari Taman Dewa menuju puncak, kami lalui dengan cepat dan lancar. Semakin mendekati puncak, medannya semakin unik. Area berbatuan yang luas dan terus menanjak, di kejauhan terlihat bendera Merah Putih di Puncak Welirang. Dan puncak2 gunung lain seperti Mahameru dan Arjuna terlihat gagah di kejauhan. Sesekali mulai tercium bau belerang yang menyengat hidung.
Akhirnya…sekitar jam 9 pagi kami sampai di Puncak Gunung Welirang. Rasa lelah akibat perjalanan berjam2 hilang seketika. Kami tidak terlalu lama berada di puncak. Setelah mengambil beberapa poto, kami memutuskan segera turun, mengingat perjalanan pulang akan memakan waktu yang lama.
Thanks God
Saat perjalanan turun…kami sepakat untuk naik ke Puncak Kembar 1. Puncak Kembar 1 dan Kembar 2 merupakan 2 bukit yang diapit oleh Gunung Welirang dan Gunung Arjuna. Waktu pendakian ke Puncak Kembar 1 memakan waktu sekitar setengah jam, lalu kami turun dari sisi lain. Perjalanan melelahkan kembali dimulai. Karena ternyata turun dari sisi lain membuat kami berjalan memutar jauh. Sampai akhirnya melewati Lembah Kidang. Lembah ini adalah area perkemahan para pendaki yang terletak di kaki Gunung Welirang dan Arjuna.
Dari Lembah Kidang ke Pos Pondokan memakan waktu sekitar setengah jam. Sampai di Pondokan kami beristirahat sebentar, mengisi perut yang kelaparan. Dan segera melanjutkan perjalanan turun sebelum gelap. Kami tiba kembali di Pos 1 Tretes jam 5 sore. Setelah membersihkan diri, kami kembali ke Surabaya.
Di lain kesempatan, saya akan bercerita bagaimana asiknya berkemah dan bermalam di Lembah Kidang, sebelum naik ke Puncak Arjuna dan Puncak Welirang.
Sampai jumpa di petualangan yang lain…salam pergi2terus 😄🙌🏽
I couldn’t refrain from commenting. Very well written!