Gunung Slamet adalah gunung berapi aktif bertipe stratovolkano yang terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Banyumas, Tegal, Pemalang, Brebes, dan Purbalingga, di Jawa Tengah. Dengan ketinggian 3.428 mdpl, Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru (baca : Mahameru : Puncak Tertinggi Pulau Jawa)

Jalur pendakian ke Puncak Gunung Slamet ada beberapa alternatif, antara lain :
- Bambangan (Purbalingga) : jalur paling populer karena aksesnya yang relatif mudah.
- Dipajaya (Pemalang) : jalur lain yang juga digunakan untuk pendakian.
- Baturraden Lestari (Banyumas) : jalur pendakian dari kawasan wisata Baturraden.
- Permadi Guci (Tegal) : jalur pendakian yang diawali dari kawasan wisata Guci.
Pendakian Via Permadi Guci
Untuk pendakian kali ini, kami memilih jalur pendakian melalui Permadi Guci di Kabupaten Tegal. Pendakian melalui jalur ini dimulai dari Desa Guci di Kecamatan Bumijawa. Desa yang terkenal dengan sumber air panas alami yang menjadi jujukan wisata para pelancong.
Jalur Permadi Guci tergolong jalur pendakian yang relatif sedikit diminati dibandingkan dengan jalur2 lainnya, karena jalurnya yang relatif lebih panjang dan lebih tinggi tingkat kesulitan medannya. Sehingga pendakian lewat jalur ini lebih sepi dan tenang.
Ok sobat gunung …kita mulai saja cerita pendakian Kami ke Puncak Slamet via Jalur Permadi Guci 😄🙌🏼

Kami berangkat ber5 dari Surabaya dengan kendaraan pribadi jam 3.30 pagi. Sampai di Basecamp Permadi Guci sekitar jam 11 siang. Langsung mengurus pendaftaran pendakian di Pos Lapor. Setelah semua beres, kami bersiap-siap untuk memulai pendakian. Ada satu hal yang luput dari perhatian kami, bahwa hari pendakian Kami ini hari jumat siang, dan bertepatan dengan waktu sholat jumat, sehingga tidak ada ojek di jam tersebut.
Basecamp ke Pos 1 : Blakbak
Akhirnya kami memutuskan berjalan kaki dari Basecamp ke Pos 1, Yang berjarak sekitar 3,5 km. Tapi cukup menyenangkan juga Karena sepanjang perjalanan melewati penginapan2 yang disewakan yang di-design unik, perkebunan penduduk, dan juga air terjun kecil.

Dan kami tiba di Pos 1 dalam waktu 1 jam 20 menit.

Pos 1 ke Pos 2 : Rimpakan
Jalur pendakian dari Pos 1 ke Pos 2 berjarak 1,35 km, dengan rute berupa jalan tanah setapak yang dihiasi akar2 pepohonan. Lumayan terjal tapi masih bisa dibilang ‘ringan’. Ditempuh dalam waktu 1 jam 20 menit.

Pos 2 ke Pos 3 : Selo Pethak
Jalur pendakian dari Pos 2 ke Pos 3 berjarak 1,5 km, masih sama dengan jalur sebelumnya. Malah lebih ringan tanjakannya, sehingga Kami bisa tiba di Pos 3 dalam waktu 50 menit

Pos 3 ke Pos 4 : Tirta Amreta
Jalur pendakian dari Pos 3 ke Pos 4 masih sama dengan jalur sebelumnya, jalan tanah setapak dengan akar2 pepohonan. Menanjak tapi tidak terlalu terjal. Berjarak 1,15 km, ditempuh dalam waktu 1 jam 10 menit. Pos 4 merupakan area perkemahan. Dan para pendaki mendirikan tenda di sini, sebelum melanjutkan ke Puncak esok pagi atau subuh.

Camp Area di Pos 4 ini dilengkapi dengan Mushola dan toilet. Dan kita bisa mengisi air minum juga di sini. Kami segera mendirikan tenda sebelum hari menjadi gelap. Kami tidak memasak untuk malam ini, karena kami sengaja membeli makanan siap makan ketika melewati Slawi. Malam ini kami beristirahat lebih awal karena berencana mendaki ke Puncak jam 2.00 dinihari.

Menuju Puncak Slamet
Jam 2.15 dinihari kami memulai pendakian dari camp area menuju Puncak. Jalur menuju Puncak sampai ke Plawangan, mulai terjal walaupun rutenya masih di dominasi jalan tanah setapak. Plawangan berapa di ketinggian 2.800 mdpl, dan menjadi batas akhir vegetasi.
Setelah itu jalur menuju Pos 5 : Watu Ireng adalah jalur terjal berbatuan, tidak ada pepohonan sama sekali. Karena hari masih gelap kami kesulitan untuk menemukan tanda untuk menuju ke Puncak, dan sekitar jam 3.36 baru tiba di Pos 5.

Lanjut pendakian dari Pos 5, akhirnya kami tiba di batas kabupaten antara Tegal dan Banyumas, yang ditandai batu semenan berbentuk kotak pada jam 4.12
Setelah itu jalur pendakian semakin terjal berupa jalur berbatuan. Sampai akhirnya kami tiba di jalur yang dilengkapi dengan tali untuk membantu pendakian. Dan tali ini memang sangat diperlukan karena jalurnya sangat terjal berupa pasir dan kerikil yang sangat licin.

Poto di atas kami ambil saat perjalanan turun, karena saat mendaki hari masih gelap. Jarak jalur bertali sampai ke Puncak Salam sekitar 300 meter. Kami tiba di Puncak Salam pada ketinggian 3.415 mdpl pada pukul 5.25 saat fajar dengan cahaya keemasan mulai menyingsing.

Tidak berlama2 di Puncak Salam, kami melanjutkan ke puncak tertinggi Gunung Slamet via Permadi Guci…yakni Puncak Soerono pada ketinggian 3.428 mdpl. Hanya berjarak 10 menit kami tiba di Puncak Soerono, tepat matahari terbit di ufuk timur.

Thanks God…luar biasa indahnya. Berlatar belakang matahari terbit bercahaya keemasan, di kejauhan nampak jelas Puncak Gunung Sindoro, Sumbing, dan Merbabu 😍
Satu hal lagi yang membuat kami sangat bersyukur adalah bahwa Kami berhasil menuntaskan misi Kami untuk mendaki 7 Puncak tertinggi Pulau Jawa (7 summit of Java), setelah sebelumnya mendaki Puncak Semeru, Sumbing, Arjuna, Raung, Lawu, dan Welirang.

Jam 7.30…kami mulai turun, kembali ke camp area. Tiba di camp area sekitar jam 10.00, terus masak mie untuk sarapan. Setelah itu meringkasi tenda, dan jam 12.15 kami meninggalkan camp area menuju basecamp. Jam 14.18 tiba kembali di Pos 1, dan kembali ke Basecamp dengan menggunakan jasa gojek.
Berakhir sudah pendakian kami ke Puncak Gunung Slamet via Permadi Guci…sampai ketemu lagi di kisah pendakian kami selanjutnya sobat gunung 😄🙌🏼